Sabtu, 16 Februari 2013

Makalah TUTOR


BAB I
(PENDAHULUAN)

A. LatarBelakang
Pendidikan luar sekolah sebenarnya bukanlah barang baru dalam khasanah budaya dan peradaban manusia. Pendidikan luar sekolah telah hidup dan menyatu didalam kehidupan setiap masyarakat jauh sebelum muncul dan memasyarakatnya system persekolahan. Pendidikan luar sekolah mempunyai bentuk dan pelaksanaan yang berbeda dengan system yang sudah ada di pendidikan persekolahan. PLS timbul dari konsep pendidikan seumur hidup dimana kebutuhan akan pendidikan tidak hanya pada pendidikan formal saja. PLS pelaksanaannya lebih ditekankan kepada pemberian keahlian dan keterampilan dalam suatu bidang tertentu.
Berbagai kelemahan system persekolahan dimuntahkan, terutama pada aspek prosedur yang dinilai kaku, mengeras, serba ketat dan formalitas. Pada intinya, walaupun system persekolahan masih tetap dipandang penting, pijakan pemikiran sudah mulai realistis yaitu tidak mengandalkan system persekolahan untuk melayani aneka ragam kebutuhan pendidikan yang kian hari semakin mekar dan beragam. Pembinaan dan  pengembangan PLS dipandang relevan untuk bisa saling isi mengisi atau topang menopang dengan system persekolahan, agar setiap insan bisa menyesuaikan hidupnya sesuai dengan perkembangan zaman.
 

B. Perumusan Masalah

Berbagai persoalan yang terkait dengan tutor pendidikan keaksaraan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Kurangnya dukungan teknis dari para Penilik PLS, Tenaga Lapangan Dikmas dan Pamong Belajar Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang disebabkan oleh kurangnya informasi kepada penyelenggara kegiatan tentang berbagai kesulitan yang dihadapi oleh Tutor.
b. Belum adanya standar kemampuan tutor yang didasarkan pada kinerja tutor dan kondisi objektif di lapangan.
c. Ada kecendrungan para tutor keaksaraan fungsional kurang mampu mengembangkan keahlian sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimiliki.
d. Ada kecenderungan lemahnya kinerja para tutor keaksaraan fungsional karena belum memiliki pengalaman kerja yang memadai.
e. Ada kecenderungan para tutor keaksaraan fungsional kurang memiliki motivasi kerja karena minimnya warga belajar yang mengikuti program pembelajaran.
f. Belum adanya data tentang kebutuhan nyata yang diperlukan untuk menyusun kurikulum program pelatihan tutor.
g. Belum adanya rumusan indikator-indikator yang relevan untuk dijadikan tolok ukur kemampuan tutor.
h. Belum adanya perangkat instrumen evaluasi kemampuan tutor yang disusun atas dasar indikator yang relevan.
 
C. Manfaat Penulisan

a. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu dan menambah kasanah bagi dunia pendidikan.
b. Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat:
1) Bagi tutor, untuk mengevaluasi terhadap kemampuannya sendiri dan memperbaiki kinerja yang selama ini telah mereka lakukan.
2) Bagi Penilik PLS, sebagai acuan untuk memperbaiki rekruitmen, sistem dukungan terutama dalam pengendalian dan pembinaan terhadap tutor.
3) Bagi Pamong Belajar SKB, sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja tutor keaksaraan fungsional.
4) Bagi Subdin PLS Dinas P dan K, sebagai acuan dalam melaksanakan penilaian kemampuan tutor keaksaraan fungsional.



D. Tujuan
Tujuan kami dalam pembuatan makalah yang berjudul “Peranan Pelatihan Tutor dalam Meningkatkan Karakteristik Peserta Didik ’’ agar kami lebih memahami dan memperoleh pengetahuan bagaimana mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan masyarakat secara moral, intelektual, keterampilan dan juga emosional maupun di agama dan bagaimana mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat secara optimal dengan metode serta pemahaman konsep Pendidikan Luar Sekolah yang berbasis Pendidikan Seumur Hidup dengan melihat bagaimana perkembangan masyarakat di masa mendatang.



BAB II
  
A.  PENGERTIAN TUTOR

Tutor adalah seseorang yang membantu atau membimbing pembelajaran yang bersifat akademik kepada mahasiswa untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar.


B.  PERANAN TUTOR

MEBENTUK GENERASI BERAKHLAK MULIA
Tanggungjawab mernbentuk generasi berakhlak mulia adalah suatu amanat yang perIu dilaksanakan tutor. Bagaimanapun, tanggungjawab ini adalah sesuatu yang berat untuk dipikul, malah ada di kalangan tutor menganggapnya suatu beban dalam kerja.
            Generasi Berakhlak Mulia di dalam Falsafah Pendidikan matlamat pendidikan negara ke arah mewujudkan generasi berakhlak mulia telah dinyatakan dengan jelas di dalam Falsafah Pendidikan Kebangsaan (FPK) Falsafah Pendidikan Kebangsaan (Akta Pendidikan, 1996, rns. 11) menyebutkan:
Pendidikan di Malaysia adalah suatu usaha berterusan ke arah lebih memperkembangkan potensi individu secara menyeluruh dan bersepadu untuk mewujudkan insan yang seimbang dan harmonis dari segi intelek, rohani, emosi dan jasmani berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan. Usaha ini adalah bertujuan untuk melahirkan rakyat Malaysia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berkeupayaan mencapai kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap keharmonian dan kemakmuran keluarga, masyarakat dan negara.
Frasa “warganegara … berakhlak mulia … ” merupakan salah satu ciri utama yang diberi penekanan di dalam Falsafah Pendidikan Kebangsaan. Kementerian Pendidikan Malaysia (1990) (kini Kementerian Pelajaran Malaysia) dengan jelas menyatakan ciri-ciri akhlak mulia iaitu insan yang mempunyai pengetahuan mengenai nilai-nilai baik dan buruk; mempunyai kesedaran terhadap kesan daripada perbuatan baik dan buruk; yakin terhadap nilai murni; mengamalkan perbuatan yang baik; menghindari perlakuan yang buruk; dan menghayati nilai-nilai mulia yang merangkumi nilai-nilai kerohanian, kemanusiaan, dan kewarganegaraan.
            Bagi mencapai cita-cita Falsafah Pendidikan Kebangsaan maka Falsafah Pendidikan Tutor telah dibentuk yang antaranya juga bermatlamat ke arah pembentukan akhlak yang mulia:
Tutor yang berpekerti mulia, berpandangan progresif dan saintifik, bersedia menjunjung aspirasi negara serta menyanjung warisan kebudayaan negara, menjamin perkembangan individu dan memelihara suatu masyarakat yang bersatu padu, demokratik, progresif dan berdisiplin. (Kementerian Pendidikan Malaysia, 2001, ms. 1)
Oleh itu, adalah jelas bahawa Falsafah Pendidikan Kebangsaan bermatlamat ke arah benar-benar memiliki akhlak. Ini bermakna, proses pembentukan akhlak generasi muda negara kita masa kini dan generasi masa depan terpikul di atas bahu tutor.
            Akhlak dalam tulisan ini bukan sahaja menyentuh aspek zahir yang melibatkan penampilan luaran seseorang individu, malah aspek batin juga, yang ada kaitannya dengan hubungan dalaman/kerohanian seseorang individu dengan Allah sepertimana dijelaskan dalam definisi-definisi akhlak oleh pakar-pakar akhlak sebelum ini. Oleh itu, perbincangan seterusnya akan menampilkan sebahagian daripada pola-pola penampilan akhlak pelajar yaitu:
1) Penampilan luaran (aspek zahir); dan
2) Penampilan dalaman (aspek batin) mereka dengan Allah.
            Penampilan akhlak luaran (penampilan luaran) pelajar masa kini sebenamya semakin parah. Seringkali memaparkan berita-berita mengenai keruntuhan akhlak pelajar, antaranya terlibat dengan gangsterism; pergaduhan melibatkan alatan tajam; dadah/pil ekstasi; ketagihan alkohoI; dan pergaulan bebas di Iuar batasan sehingga kepada kes-kes pelajar yang terlibat dengan pembunuhan di negara ini. Malah, sekarang ini pun salah laku dan juga tindakan ganas yang dilakukan oleh para pelajar masih lagi berleluasa.
            Sebenarnya, penampilan akhlak Iuaran yang negatif berpunca daripada akhlak dalaman yang Iangsung tiada hubungan dengan Allah. Apatah lagi, akhlak yang mulia itu sebenarnya berpunca daripada kesucian sifat batin dalaman kerohanian seseorang individu.. Hanya. Oleh kerana itu.Tutor diakui mempunyai pengaruh yang amat besar terutama pada peserta didik. Kajian kualitatif yang dilakukan menunjukkan penampilan Tutor adalah penting dalam membentuk akhlak Peserta didik.
Berikut adalah sebahagian daripada pandangan peserta didik terhadap Tutor mereka:
1) Tutor hendaklah memiliki sahsiah diri yang sempuma;
2) Tutor tidak patut menampakkan walaupun satu keaiban yang ketara;
3) Tutor hendaklah menjadi contoh terbaik pelajar;
4) Dari aspek-aspek akhlak dan sahsiah, pelajar menjadikan tutor agama
sebagai contoh idola role model mereka.
            Beberapa aspek peranan tutor boleh dilihat dalam layanan seorang mentor kepada peserts ddiknya. Kajian ke atas konsep mentor menunjukkan mentor memiliki status berikut, yaitu sebagai:
1) Seorang yang memiliki status yang agak tinggi dan sedia memberikan bimbingan sepenuhnya;
2) Tokoh pemindah yang berperanan untuk perkembangan seseorang iaitu gabungan peranan ibu bapa dan rakan sebaya;
3) Model contoh dan penasihat kepada peserta didik
4) Bertindak sebagai pembimbing,jurulatih, tutor dan pendorong pelajar;
5) Bersifat murah hati, ikhlas, penyayang, mengambil berat orang lain, pendengar yang baik dan          mencurahkan rasa hati;
6) Bersifat sentiasa menerima dan bertanggungjawab;
7) Berkongsi impian dengan anak didik dan membina persepsi kendiri yang ceria; dan
8) Orang yang sangat berpengaruh terhadap anak didiknya.
           


Tutor sebagai perancang :
1)  Tutor harus dapat menggunakan lingkungan sekitar dalam pembelajaran.
2)  Tutor harus menggunakan respon dan pertanyaan siswa selama proses pembelajaran untuk bahan memperjelas dan mengembangkan materi pembelajaran.
3)  Tutor harus bisa mengatur penggunaan waktu yang tersedia dalam kegiatan pembelajaran dengan lebih baik lagi agar sesuai dengan rencana sehingga bisa efektif dan efisien.
4)  Tutor harus lebih banyak lagi untuk memberi motivasi, semangat dan dorongan terutama kepada siswa yang memiliki kemampuan rendah, pemalu atau penakut, pendiam dan rendah diri.
5)  Dalam pembuatan kesimpulan, tutor harus memberikan dan membiarkan peserta didik belajar membuat kesimpulan sendiri. Peserta didik disuruh menuliskan kesimpulan sendiri di papan tulis. Tutor hanya menegaskan dan menyempurnakan.
6)  Tutor harus lebih banyak lagi memotivsi, merangsang peserta didik maupun kelompok-kelompok belajar agar terjadi komunikasi siswa yang lebih aktif lagi. 
7)  Mennyusun Rencana Pembelajaran (RP). Pokok bahasan operasi hitung campuran, materi pengukuran (menggunakan kesetaraan satuan dalam pemecahan masalah)
8)  Menyusun lembar observasi untuk tutor danpeserta didik .

1. Tutor
Kinerja tutor dalam kegiatan pembelajaran diamati untuk mengetahui sesuai tidaknya kegiatan yang dilakukan tutor dengan rencana pembelajaran yang telah disusunnya, permasalahan yang kontekstual, penggunaan alat media pembelajaran yang tepat dan  mudah. Disamping itu apakah tutor juga sudah memberi  kesempatan kepada peserts didik untuk menunjukkan dan mengembangkan kemampuannya melalui presentasi dan pembuatan simpulan. Pemberian motivasi dan penguatan kepada peserta didik.apa juga bisa dilaksanakan dengan baik, dan lain sebagainya.
 
       Tutor perlu merancang pembelajarannya secara sistematik sebelum memasuki mata pelajaran. Perancangan pembelajaran yang dibuat oleh tutor perlu menimbangkan terhadap objektif pelajaran, isi pengajaran, bahan-bahan elajaran dan pengurusan kemudahan.

            Objektif pelajaran haruslah ditentukan semasa membuat perancangan pembelajaran. Penentuan objektif pelajaran haruslah berdasarkan kepada sasaran sukatan pelajaran, pengetahuan sedia ada peserta didik dan kebolehan mereka. Objektif pelajaran biasanya disediakan berdasarkan prinsip bertingkah laku, iaitu perubahan tingkah laku murid dapat dikesan secara eksplisit selepas aktiviti pengajaran dan pembelajaran telah selesai dijalankan. Pemilihan isi pelajaran yang telah dipilih untuk disampaikan hendaklah boleh membantu peserta didik mencapai objektif pelajaran mereka.

            Pemilhan strategi dan kaedah mengajar pua berkait rapat dengan pencapaian objektif pelajaran. Strategi dan kaedah pengajaran yang sesuai membolehkan tutor merancang isi pelajaran secara sistematik dan menarik, memastikan peserta didik  mencapai objetif pelajaran yang dikehendaki.

            Aktiviti merancang pengajaran jaga meliputi usaha memilih dan menyediakan bahan-bahan pelajaran untuk digunakan oleh tutor atau peserta didik. Dengan adanya bahan-bahan pengajaran ini, aktiviti pengajaran dan pembelajaran akan menjadi menarik , lebih bermaknadan lebih berkesan.
            Kerja merancang pengajaran pula meliputi pengurusan kemudahan. Kemudahan dalam bentuk yang sesuai dengan strategi dan kaedah mengajar dalam sesuatu pelajaran.

            Perlakuan mengajar dalam segala proses perancangan adalah penting dari segi pencapaian objektif pelajaran yang ditentukan. Sekiranya perancangan tutor adalah sesuai dan sistemaik, ia akan melicinkan proses dan aktiviti  pengajaran dan pembelajaran yang positif justerunya mencapai objektif pelajaran yang diharapkan.



MEMBANTU DAN MEMBIMBING PESERTA DIDIK MENGATASI MASALAH
                                                                 
Peserta didik sering menghadapi pelbagai masalah sama ada masalah tersebut adalah berkaitan dengan masalah pembelajaran, sosioemosi serta keluarga. Oleh itu, selain mengajar , totudr dikehendaki memainkan peranan sebagai pemimpin untuk membantu murid-murid mangatasi masalah yang mereka hadapi. Misalnya, tutor boleh membimbing sekumpulan peserta didik melaksanakan sesuatu projek, membimbing menjalankan aktiviti pemulihan atau aktiviti pengayaan, membimbing menyelesaikan masalah yang kompleks dan sebagainya.

            Bagi peserta didik yang menghadapi masalah sosioemosi, seperti rasa kecewa, bosan dan sebagainya, guru hendaklah membimbing murid-murid berkenaan supaya mereka dapat membina sifat keyakinan diri semula dan menyertai aktiviti pembelajaran secara aktif dengan murid-murid yang lain.

            Sekiranya peserta didik menghadapi masalah keluarga, tutor perlu cuba menasihati dan berbincang dengan peserta didik untuk mencari punca berlakunya masalah keluarga. Tutor boleh membimbing peserta didik sekiranya peserta didik tidak mampu menyelesaikan masalah sendiri .Jika masalah adalah serius dan perjumpaan ibu-bapa perlu dilaksanakan..

Tutor perlu sentiasa peka dan mengambil berat tentang setiap pergerakan dan tingkah laku peserta didik. Sekiranya mendapati peserta didik menghadapi masalah , tutor perlu sebagai pembimbing , membimbing peserta didik mencari disiplin bilik darjah tidak wujud seperti tidak menumpu perhatian cara menyelesaikan masalah secara positif supaya masalah semasa p& p dijalankan, tidur di dalam kelas, bergaduh dan membuli peserta didik lain dan sebagainya. Ini telah membuktikan bahawa peranan guru untuk membantu murid menyelesaikan masalah adalah penting dan perlu dipraktiskan oleh semua tutor supaya proses p& p dapat dilaksanakan dengan lancar dan berkesan justerunya sasaran dan objektif pembelajaran dapat dicapai.



MENGEMBANGKAN KEBOLEHAN PESERTA DIDIK
           
Dalam satu kelas, murid-murid mempunyai tahap kebolehan yang berlainan. Secara umumnya, kebolehan muid dapat dibahagikan kepada tiga kategori, iaitu pintar, sederhana dan lemah. Maka, guru perlu menyediakan pelbagai aktiviti pengayaan untuk mencabar pemikiran mental mereka.Ini telah menggalakkan urid-murid secara aktif dalam pembelajaran. Bagi murid yang lemah dalam matematik, guru perlu menjalankan aktiviti pemulihan serta memberikan bimbingan matematik yang lebih banyak kepada mereka. Di samping itu, guru haruslah memberi peluang kepada murid-murid yang lebih lemah untuk melibatkan diri dalam pengajaran dan pembelajaran supaya mereka berasa disayang dan akan melibatkan diri secara aktif semasa pengajaran dijalankan. Tambahan pula, guru boleh  menggunakan teknik atau kaedah menyoal, teknik peneguhan, , serta memberi dorongan kepada para murid supaya kebolehan dapat dikembangkan. Kebolehan murid mestilah dikembang dengan seimbang iaitu daripada semua aspek JERIS ( Jasmani, Emosi, Rohani, Intelek dan sosial).



MEMBIMBING PESERTA DIDIK DALAM KEPUTUSAN
         
        Tutor mempunyai pengalaman yang lebih banyak jika dibandingkan denganpeserta didik. Maka tutor perlu membimbing peserta didik untuk membuat keputusan yang bijaksana dan rasional dalam pelbagai situasinya dalam kehidupan mereka supaya mereka tidak kehilangan jalan dalam kehidupan. Peserta didik hanya memberikan cadangan kepada peserta didik tetapi hak untuk membuat keputusan adalah di tangan peserta didik sendiri. Tutor perlu memastikan keputusan yang dibuat oleh Peserta didik adalah berpandukan dengan nilai-nilai moral, agama, terminal dan juga instrumental. Ini disebabkan nilai-nilai adalah penting dalam memberikan panduan dalam kehidupan manusia.


TUTOR TRANSFORMASI PENDIDIKAN
Tutor sebagai utama dalam memperkasakan dan memajukan bidang pendidikan di negara ini sememangnya tidak dapat dinafikan lagi.
Fungsi dan peranan tutor dipandang tinggi dan diiktiraf bukan sahaja sebagai penyampai ilmu, jurutera sosial, penyubur perpaduan, pencorak minda, pembangun sahsiah malah sebagai agen perubahan.
Oleh yang demikian, pemilihan tema hari tutor pada tahun ini iaitu "Tutor Penjana Transformasi Pendidikan Negara" adalah amat bertepatan sekali.
Ketua Pengarah Pelajaran, Datuk Abd. Ghafar Mahmud berkata, setinggi-tinggi penghargaan kepada semua warga tutor atas jasa bakti tidak kenal erti jemu dalam usaha mendidik peserta didik bangsa yang amat memerlukan ilmu bagi memajukan diri, agama, bangsa dan negara.
"Tutor  bertindak sebagai pencetus dan penggerak kepada proses transformasi sistem pendidikan negara dalam usaha melahirkan generasi masa depan yang intelek, berdaya saing, berjati diri kukuh dan berpegang teguh kepada ajaran agama dan nilai sejagat," katanya ketika ditemui Utusan Malaysia, baru-baru ini.
Menurut beliau, Kementerian Pelajaran telah merencanakan pelbagai dasar, polisi dan pembaharuan pendidikan bagi memantapkan proses dan pengendalian pembelajaran dan pengajaran (P&P) di sekolah.
"Kurikulum Standard Sekolah Rendah (KSSR) yang selepas ini akan diikuti pula oleh Kurikulum Standard Sekolah Menengah (KSSM) juga tidak akan berjaya tanpa komitmen dan sokongan jitu para tutor."Peranan tutor juga besar dalam memastikan kelancaran dan keberkesanan dasar Memartabatkan Bahasa Melayu dan Memperkukuh Bahasa Inggeris (MBMMBI) dan Satu Murid Satu Sukan (1M1S).
"Semua dasar dan pembaharuan pendidikan ini tidak akan memberi makna tanpa warga pendidik sebagai golongan yang berada di barisan hadapan dalam memacu arus pendidikan agar sentiasa dinamik dan progresif," jelas beliau.
Terang beliau lagi, Program Transformasi Kerajaan yang merangkumi pelan hala tuju Malaysia menjelang 2020 yang dilancarkan pada awal tahun lalu menggariskan beberapa pelan tindakan berkaitan sistem pendidikan negara.
"Sasaran utama adalah untuk mempertingkatkan pencapaian pelajar dan bidang yang menjadi tumpuan adalah prasekolah, kemahiran asas literasi dan numerasi, Sekolah Berprestasi Tinggi (SBT) dan peningkatan prestasi Pengetua ."Namun demikian, tanpa komitmen dan usaha gigih para tutor, semua peran yang direncanakan pasti sukar untuk dijayakan dan ia jelas menunjukkan betapa besar peranan para tutor yang berupaya mencorak dan membentuk generasi masa muka," tambahnya.
Abd. Ghafar berkata, transformasi dalam pendidikan akan terus berlaku kerana ia selaras dengan aspirasi negara untuk menjadi negara maju dengan acuan tersendiri yang mengambil kira kepercayaan, budaya dan nilai setempat yang terpelihara sekian lama.
"Masyarakat meletakkan harapan tinggi kepada tutor dan tumpuan sepenuhnya perlu diberikan terhadap tanggungjawab yang perlu digalas dalam bidang kurikulum, kukurikulum juga pembinaan sahsiah anak didik."Justru, saya menyeru agar warga pendidik sentiasa bersedia untuk menyambut sebarang perubahan pendidikan bagi diterjemahkan semasa proses P&P dalam bilik darjah," ujarnya.
Beliau menambah, kerajaan telah menyediakan pelbagai insentif dan inisiatif bagi memastikan kebajikan dan kesejahteraan tutor terjamin."Keprihatinan ini disalurkan menerusi pelbagai usaha seperti menubuhkan jawatankuasa mengkaji beban tugas tutor dalam wujudkan jawatan pembantu tutor, menambah baik infrastruktur sekolah, menyediakan peluang melanjutkan pelajaran dan menambah kuota pengetua serta tutor cemerlang sehingga peringkat JUSA C," terang beliau.
Abd. Ghafar berkata, cadangan penstrukturan semula pemberian Elaun Khas Mengikut Lokasi dan Tahap Kesusahan bagi para tutor membuktikan bahawa bidang pendidikan, para tutor dan peserta didik walau di mana saja berada menjadi keutamaan dalam agenda semasa kerajaan.
"Konsep pendemokrasian pendidikan sentiasa dipraktiskan oleh pihak kementerian bagi memastikan peluang mengikuti pendidikan berkualiti dapat dikecapi secara sama rata di seluruh negara tanpa mengira batas geografi, gender, tahap sosio ekonomi, bangsa dan fahaman politik," jelasnya.Katanya lagi, pelbagai inisiatif diambil bagi memastikan tiada golongan yang terpinggir seperti penyediaan Sekolah pendidikan khas dan kelas integrasi pendidikan khas bagi kanak-kanak kelainan upaya."Kementerian Pelajaran juga telah mengambil langkah memperkemas dan menambah baik syarat dan kriteria pengambilan guru pelatih bagi kursus pra perkhidmatan."Langkah untuk meningkatkan profesionalisme tutor akan meningkatkan martabat ketutoran  untuk terus dihormati, disegani dan dipandang tinggi oleh masyarakat," terangnya.
Menurut Abd. Ghafar, usaha memartabatkan profesion keguruan tidak akan mencapai sasaran jika dirancang dan dilaksanakan pada peringkat kerajaan atau kementerian sahaja. Katanya, warga pendidik sendiri selaku agen perubahan perlu memainkan peranan berkesan dengan cara sentiasa meningkatkan tahap profesionalisme masing-masing. "Tutor  janganlah jemu berusaha untuk menambah baik amalan pengajaran semasa dan sentiasa berfikiran proaktif, kreatif serta inovatif. "Para tutor  juga disarankan supaya mengaplikasi dan mengamalkan kaedah P&P terkini seiring dengan proses globalisasi agar kekal relevan dan mampu menarik minat murid-murid untuk menimba ilmu," jelasnya.


PENGAJARAN DALAM BENTUK PENGETAHUAN
Peranan diartikan sebagai seperangkat tingkah laku atau tugas yang harus atau dapat dilakukan seseorang pada situasi tertentu sesuai dengan fungsi dan kedudukannya. Seperangkat tugas yang harus dilakukan seseorang sesuai dengan kedudukan dan harapan masyarakatnya disebut dengan peranan yang diharapkan atau ascribed role.  Sedangkan seperangkat tugas dan kewajiban yang dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada merupakan peranan yang dapat dicapai atau disebut achieved role.
Secara umum banyak sekali peranan yang mesti dilakukan tutor dalam melaksanakan tugasnya. Namun peranan tutor yang paling pokok berhubungan erat dengan tugas dan jabatannya sebagai suatu profesi. Tugas tutor secara profesional menurut Sutan Zanti Arbi dalam Wahyudin et.al (2007:9.32) meliputi tugas mendidik, mengajar dan melatih.
Mendidik berarti pemberian bimbingan pada anak agar potensi yang dimilikinya berkembang seoptimal mungkin dan dapat meneruskan serta mengembangkan nilai-nilai hidup. Sebab tugas tutor disamping menyampaikan ilmu pengetahuan, juga mencakup pembentukan nilai-nilai pada diri murid yang tertuju pada pengembangan seluruh aspek kepribadian murid secara utuh agar tumbuh menjadi manusia dewasa.
Mengajar berarti memberikan pengajaran dalam bentuk penyampaian pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan ketrampilan (psikomotor) pada diri murid agar dapat menguasai dan mengembangkan ilmu dan teknologi. Tutor sebagai pengajar lebih menekankan pada pelaksanaan tugas merencanakan, melaksanakan proses belajar-mengajar dan menilai hasilnya. Untuk melaksanakan tugas ini, tutor disamping harus menguasai materi atau bahan yang akan diajarkan, juga dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan ketrampilan teknis mengajar. Sehubungan dengan tanggungjawab profesional, dalam melaksanakan tugas mengajar ini, tutor dituntut untuk selalu mencari gagasan-gagasan baru (inovasi), berusaha menyempurnakan pelaksanaan tugas mengajar, mencobakan bermacam-macam metode dalam mengajar dan mengupayakan pembuatan serta penggunaan alat peraga dalam mengajar. Gagasan baru (inovasi) yang dilakukan oleh guru hendaknya bertujuan untuk penyempurnaan kegiatan belajar-mengajar.
Melatih lebih ditekankan pada tujuan mengembangkan ketrampilan tertentu agar peserta didik mengalami peningkatan kemampuan kerja yang memadai.
Cece Wijaya dalam Wahyudin et.al (2007:9.33) juga menyatakan ada 3 tugas dan tanggung jawab pokok profesi tutor yaitu: tutor sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas.
Sebagai pengajar, tutor lebih menekankan pada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, ia dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan ketrampilan teknik mengajar, disamping menguasai bahan yang diajarkannya. Sebagai pembimbing, tutor lebih menekankan pada tugas memberikan bantuan kepada peserts didik agar dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Sedangkan tugasnya sebagai administrator kelas, akan memadukan ketatalaksanaan pengajaran dengan ketatalaksanaan pada umumnya. Namun tugas ketatalaksanaan bidang pengajaran yang harus  lebih diutamakan oleh tutor.
Sehubungan dengan tugas profesionalnya, seorang tutor paling tidak harus melaksanakan peranan sesuai dengan profil kemampuan dasar profesional guru dalam proses belajar-mengajar sebagai berikut:
1.Menguasai bahan pelajaran
2.Mengelola program belajar-mengajar
3.Mengelola kelas
4.Menggunakan media dan sumber
5.Menguasai landasan-landasan kependidikan
6.Mengelola interaksi belajar-mengajar
7.Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
8.Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
9.Mengenal dan menyelenggarakan administrasi 
10.Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran
Redja Mudyahardjo dalam Wahyudin, et.al (2007:9.34) mengelompokkan jenis kemampuan pokok yang ideal dikuasai guru profesional ke dalam 3 kelompok, yaitu:
1.Kemampuan membantu siswa belajar secara efisien dan efektif agar mencapai hasil optimal. Adapun kemampuan itu terdiri atas: (1) Mengelola kegiatan belajar mengajar dan (2) Melakukan bimbingan siswa.
2.Kemampuan menjadi penghubung kebudayaan dan masyarakat yang aktif kreatif dan fungsional. Adapun kemampuan ini terdiri dari: (1) Menjadi mediator kebudayaan baik sebagai pembawa kebudayaan, pemelihara kebudayaan maupun sebagai pengembang kebudayaan dan (2) Menjadi komunikator sekolah dan masyarakat.
3.Kemampuan menjadi pendukung pengelolaan program kegiatan sekolah dan profesi. Adapun dalam hal ini guru dapat melakukan kegiatan sebagai berikut: (1) Menjadi anggota staf sekolah yang produktif dan (2) Menjadi anggota administrasi profesional yang produktif.
Idealnya, tingkat kemampuan yang diharapkan dimiliki guru profesional adalah tingkat kemampuan yang menunjukkan efisiensi yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya. Menurut Alen Richard dalam Wahyudin      et .al (2007:9.34) efisiensi profesional mencakup 5 kemampuan, yaitu:
1.Ketrampilan teknologi yaitu dapat melakukan pekerjaan dengan menggunakan teknik-teknik kerja ilmiah yang mendekati kesempurnaan.
2.Pengetahuan teknologi yang relevan yaitu dapat menguasai teknik-teknik kerja ilmiah yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan bidang pekerjaannya.
3.Pengetahuan tambahan untuk pengembangan yaitu dapat menguasai pengetahuan tentang konsep dan metode penelitian dan pengembangan yang dapat dipergunakan dalam bidang pekerjaannya.
4.Kemampuan mengambil keputusan secara tepat yaitu dapat melaksanakan kepemimpinan dalam bidang pekerjaannya.
5.Kualitas Moral yaitu teguh terikat pada kode etik jabatannya dalam situasi bagaimana pun yang dihadapinya.
Mengacu kepada berbagai kemampuan dasar yang mesti dikuasai oleh tutor profesional tersebut nampak bahwa para tutor dalam melaksanakan tugasnya dituntut untuk selalu memperbaharui kemampuannya agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi baik didalam lingkungan kerjanya maupun yang ada di lingkungan sekitarnya.
Setiap perubahan yang terjadi pada suatu aspek kehidupan akan menimbulkan perubahan pada aspek lainnya pula. Misalnya perkembangan pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi akan menimbulkan perubahan dalam bidang lain seperti ekonomi dan bidang sosial budaya. Demikian pula perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan akan berpengaruh pada tutor sebagai pemeran utama dalam menentukan keberhasilan pendidikan.


DALAM PELAKSANAAN INOVASI PENDIDIKAN
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa perubahan yang terjadi pada salah satu aspek dapat mempengaruhi aspek kehidupan lainnya. Demikian jugalah perubahan yang terjadi pada aspek pendidikan akan berpengaruh pada tutor sebagai pemegang peranan utama dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Telah banyak perubahan (inovasi ) yang dilakukan dalam bidang pendidikan seperti: 1) Penggunaan analisis dan pendekatan sistem dalam perencanaan pendidikan dan pengajaran di Indonesia yang melahirkan produk berupa Sistem Perencanaan, Pemrograman dan Penganggaran Pendidikan (SP4), 2) Proyek Pendidikan Anak Oleh Masyarakat dan Orang tua (PAMONG), 3) Pengembangan SD kecil,  4) CBSA, 5) Program Kejar Paket A, B dan C, 6) SMP  dan Universitas Terbuka, 7) Proyek Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar (PEQIP=Primary Education Quality Improvement Project) dan lain sebagainya.
Dalam berbagai inovasi yang telah disebutkan dalam contoh diatas dan diterapkan di negara kita tentulah semuanya melibatkan guru sebagai ujung tombak dalam dunia pendidikan. Adapun peran serta  dan keterlibatan guru dalam setiap inovasi pendidikan yang ada di Indonesia terdiri atas:

1.Tutor Bersikap Terbuka dan Peka Terhadap  Perubahan (Inovasi)

Kegiatan pendidikan sebagai usaha sadar senantiasa terkait dengan tuntutan dan perkembangan jaman, dan tidak bisa melepaskan diri dari tuntutan aspirasi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, tutor harus senantiasa bersikap terbuka terhadap berbagai aspirasi atau kritikan yang muncul dari manapun datangnya. Tutor dituntut untuk selalu siap mendiskusikan apapun bentuknya baik dengan rekan sejawat, dengan murid, orang tua murid atau dengan masyarakat sekitarnya yang peduli terhadap kemajuan. Seorang tutor yang terbuka senantiasa dapat menampung aspirasi dari berbagai pihak, sehingga dapat menjadi agen perubahan dan tutor menjadi pendukung utamanya. Dengan sikap seperti itu akan mendorong para tutor untuk terus menerus berusaha memperbaiki kinerjanya guna menciptakan suasana kehidupan yang demokratis di sekolah baik dalam proses belajar-mengajar maupun dalam lingkup yang lebih luas lagi. Suasana yang demokratis dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan sikap demokratis pula dalam diri siswa, bersikap tidak menutupi kesalahan, terus terang dan siap menerima kritik untuk kemajuan hidupnya dimasa yang akan datang. Di samping itu, sikap terbuka yang dimiliki tutor juga akan mendorong untuk selalu berusaha mencari dan menemukan alternatif yang terbaik untuk pemecahan masalah yang dihadapi sehingga akan tumbuh suasana yang kondusif guna meningkatkan mutu pendidikannya.
Dalam menghadapi dan menjawab tantangan zaman akibat perkembangan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tutor dituntut pula untuk peka terhadap berbagai bentuk perubahan baik yang berlangsung maupun yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Sikap ini penting dimiliki para tutor dan tenaga kependidikan lainnya agar suasana kehidupan tidak selalu bersifat rutin, merasa puas dengan sarana dan fasilitas yang ada serta metode dan teknik pembelajaran yang lama, tetapi selalu berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi. Untuk itu kemampuan melakukan penelitian guna memecahkan masalah yang dihadapi penting serta harus dikuasai dan dimiliki oleh guru, meskipun dalam kadar yang masih sederhana.

2.Tutor Sebagai Agen Pembaharuan Dalam Inovasi Pendidikan

Inovasi pendidikan dilakukan guna memecahkan masalah yang dihadapi, agar dapat memperbaiki mutu pendidikan secara efektif dan efisien. Salah satu bentuk peran serta yang dapat dilakukan tutor terhadap inovasi adalah sebagai agen pembaharuan. Rogers et.al (1983:312) menjelaskan pengertian agen pembaharuan sebagai berikut: “A change agent is an individual who influences clients, innovation decisions in a direction deemed desirable by a change agency”. Seorang agen pembaharuan adalah seseorang  yang mempengaruhi keputusan inovasi para klien (sasaran) kearah yang diharapkan oleh lembaga pembaharu. Dengan demikian, seorang agen pembaharu berperan sebagai penghubung antara lembaga pembaharuan dengan sasarannya. Dalam hal ini agen pembaharu berperan sebagai pemberi kemudahan bagi lancarnya arus inovasi dari lembaga pembaharu kepada sasaran yang dikenai pembaharuan. Ia menyampaikan pesan-pesan inovasi dari lembaga pembaharuan kepada sasarannya. Disamping itu, ia pun menerima umpan balik dari klien untuk disampaikan kepada lembaga pembaharu, sehingga agen pembaharu dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian dan perbaikan sesuai dengan kebutuhan para kliennya.
Tutor sebagai agen pembaharuan dalam inovasi pendidikan dapat melakukan peranan sebagaimana dikemukakan oleh Nyoman Sucipta, (1982:23) sebagai berikut:
1.pemberi informasi
2.mempercepat terjadinya difusi inovasi
3.sebagai komunikator antar subsistem dalam masyarakat dan
4.berusaha mengaitkan sistem yang satu dengan sistem yang lain
Sesuai dengan tahapan inovasi dari sudut pencipta atau agen pembaharu, maka dalam inovasi pendidikan, peranan tutor dapat dimulai dari tahap-tahap sebagai berikut:
1.Invention (penemuan), meliputi penemuan/penciptaan hal-hal baru dalam aspek tertentu dalam pendidikan. Tahap ini tentunya diawali dengan pengenalan masalah, penelitian dan perumusan masalah secara lebih tajam. Misalnya bagaimana mengatasi anak yang mengalami kesulitan dalam pelajaran listening Bahasa Inggris.
2.Development (pengembangan), meliputi saran alternatif pemecahan masalah, percobaan dan penelitian, percobaan kembali, penilaian dan seterusnya. Misalnya setelah dicoba dan diteliti berkal-kali ternyata metode pengajaran listening melalui akuisisi yang lebih efektif digunakan dalam membantu siswa memahami listening Bahasa Inggris.
3.Diffusion (penyebaran), mencakup penyebaran ide-ide baru kepada sasaran penerimanya. Misalnya Setelah terbukti efektif, metode akuisisi dalam pengajaran listening disebarkan kepada masyarakat luas.
Mengacu pada peran serta tutor sebagai agen pembaharuan dalam inovasi pendidikan, terlihat bahwa kemampuan pokok yang perlu dimiliki guru adalah kemampuan melakukan penelitian dalam bidang pendidikan. Dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki mutu praktek proses pembelajaran. belakangan ini, Ditjen Dikti Depdiknas melalui proyek pendidikan tenaga akademik telah mengembangkan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dapat dilakukan oleh guru yang merencanakan dan melaksanakan praktek pembelajaran.Dalam pelaksanaannya penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dilakukan oleh tutor sendiri, atau bekerja sama dengan pihak lain, misalnya bekerjasama dengan dosen di perguruan tinggi. Fokus persoalan penelitian ini bertitik tolak dari masalah praktek pembelajaran yang dilaksanakan tudi tutor, serta pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh tutor, kemudian dicobakan dan dievaluasi apakah tindakan alternatif itu dapat digunakan untuk memecahkan masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk peningkatan atau perbaikan praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh tutor. Disamping itu, penelitian tindakan kelas banyak memberi manfaat bagi tutor, salah satunya adalah terlaksananya inovasi pembelajaran oleh tutor di tempat kerjanya atau di kelasnya.
Dalam inovasi pembelajaran tutor dituntut selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan dan meningkatkan gaya mengajarnya, agar ia mampu melahirkan model mengajar yang sesuai dengan tuntutan. Dari tahun ke tahun tutor selalu berhadapan dengan siswa yang berlainan. Oleh karena itu, apabila tutor melaksanakan penelitian tindakan kelas pada kelasnya sendiri, dan bertolak dari masalahnya sendiri, kemudian ia menemukan solusi untuk mengatasinya, ia secara tidak langsung telah berperan serta dalam inovasi  pembelajaran yang bertolak dari permasalahan yang dihadapi dalam kelasnya. Inovasi yang demikian jauh akan lebih efektif dibandingkan dengan bentuk penataran-penataran untuk tujuan serupa. Penataran sendiri belum tentu sesuai dengan kebutuhan tutor dalam mengatasi persoalan pembelajaran.

3.Tutor Sebagai Adopter (Penerima) Inovasi Pendidikan

Peran serta tutor berikutnya dalam menghadapi atau merespon berbagai inovasi pendidikan yang dilakukan adalah sebagai adopter atau penerima inovasi. Tutor sebagai adopter inovasi pendidikan, tidak akan jauh berbeda dengan peran adopter pada bidang lainnya. Menurut Rogers (1983:247) terdapat 5 kategori adopter dalam menerima suatu inovasi, yaitu : (1) Inovator,    (2) Pelopor, (3) Pengikut Awal, (4) Pengikut Akhir,  (5) Lagard / Kolot.
Sesuai dengan pendapat Rogers tersebut, guru sebagai inovator dalam bidang pendidikan akan memiliki ciri dan sifat gemar sekali meneliti dan mencoba setiap kali ada gagasan baru dalam pendidikan. Kegemaran seperti itu mendorong guru untuk mencari informasi lebih banyak tentang ide baru, mengadakan hubungan dengan orang lain diluar sistemnya, serta membuatnya menjadi  pemberani sekalipun harus menghadapi resiko besar.
Tutor yang berperan sebagai pelopor lebih berorientasi kedalam sistem, biasanya memiliki ciri dan sifat yang suka meneliti terlebih dahulu terhadap suatu ide baru sebelum ia berkeputusan untuk menggunakannya. Kelompok adopter ini sering kali terdiri atas para pemuka pendapat. Anggota sistem lainnya yang termasuk calon adopter biasanya mencari si pelopor untuk meminta nasihat dan keterangan mengenai inovasi. Disamping itu,  kelompok adopter ini suka dicari oleh agen pembaharu untuk dijadikan teman pendamping dalam mempercepat adopsi atau penyebaran inovasi dalam bidang pendidikan. Para tutor yang tergolong dalam kelompok adopter biasanya dijadikan teladan karena merupakan lambang keberhasilan dan kehati-hatian dalam menerima dan menggunakan ide-ide baru.
Adopter berikutnya dalam menerima inovasi adalah pengikut awal (dini). Biasanya mereka yang tergolong pada pengikut awal menerima ide-ide baru hanya beberapa saat setelah anggota-anggota sistem sosial lainnya menerima ide baru. Mereka bukan yang pertama juga bukan yang terakhir dalam menerima inovasi. Mereka memiliki banyak pertimbangan dalam menerima dan mengadopsi inovasi.
Kelompok adopter selanjutnya dalam menerima inovasi adalah pengikut akhir. Biasanya golongan pengikut akhir ini baru menerima gagasan pembaharuan setelah pada umumnya para anggota sistem sosial lain menerimanya. Keputusan menerima inovasi itu mungkin  karena kepentingan ekonomi, atau karena adanya tekanan sosial. Setiap ada inovasi mereka selalu bersikap ragu (skeptis) dan hati-hati sekali. Kelompok ini biasanya baru menerima inovasi apabila sebagian anggota masyarakat telah menerimanya.
Terakhir adalah kelompok adopter lagard (kolot/tradisional). Yang tergolong pada kelompok lagard adalah orang-orang yang terakhir menerima suatu gagasan baru. Mereka ini memiliki pandangan dan wawasan yang paling sempit diantara semua kelompok adopter. Referensi mereka adalah masa lalu, sehingga keputusan yang diambilnya dikaitkan dengan apa yang telah dilakukan oleh generasi lalu. Ketidaklancaran dalam menerima inovasi adalah karena mereka itu tidak memahami ide-ide baru itu. Ketika akhirnya mereka menerima inovasi, dia sudah jauh tertinggal oleh teman-temannya yang sudah lebih dahulu menerima.
Tutor adalah merupakan seorang insan yang sentiasa diperhatikan oleh seluruh ahli masyarakat. Setiap tingkah laku, gerak geri dan aktiviti yang dilakukan akan dinilai oleh semua orang, terutamanya anak didik di sekolah masing-masing.Tugas tutor bukan sekadar menyampaikan ilmu pengetahuan semata-mata, malahan tingkah laku dan amalan baik mereka akan sentiasa menjadi ikutan dan rujukan oleh semua pihak. Walau pun penghormatan terhadap tutor pada suatu masa dahulu adalah begitu dimuliakan oleh ahli masyarakat, namun masa kini masih lagi masyarakat menyanjung guru.
           
Tutor menjadi ibu bapa 'sementara' kepada murid semasa mereka berada di sekolah.Sekiranya amalan, perbuatan dan tingkah laku baik mereka disaksikan olehpeserta didik , maka akan menjadi ikutan dan dihormati. Sekiranya tutor berpakaian yang sopan dan sesuai, bertutur dengan sopan, maka murid akan meniru contoh amalan yang baik ini. Maka wajarlah tutor itu dikatakan sekiranya mereka memilih mengerjakan yang terbaik dan mengajak kepada kebaikan melalui teladan.
Orang yang melakukan sesuatu kebaikan akan memperolehi pahala yang sama dengan orang yang mengikutinya. Oleh itu sekiranya contoh teladan yang baik dan menepati kehendak Islam itu diikuti secara berterusan oleh orang lain.


C.  KARAKTERISTIK TUTOR

Tutor terutama harus menunjukkan sikap entusias dalam melaksanakan tugasnya. Entusiasme bersifat menular dan menyebabkan peserta juga bersemangat dalam mengikuti tutorial dan akan menimbulkan motivasi pada peserta.
Beberapa karakteristik tutor yang baik dirinci sebagai berikut :
Karakteristik pribadi tutor :
a)      Sabar
b)      Rendah hati
c)      Bersahabat
d)     Ramah, empati
e)      Sensitif dan responsive
f)       Fleksibelg
g)      Tepat waktu
h)      Bertanggung jawab
i)        Kritis Selalu ingin belajar
                                            
                                              
karakteristik tutor yang efektif :
1.      pengetahuan tutor harus memiliki :

-          Pemahaman tentang tujuan program pembelajaran secara menyeluruh.
-          Pemahaman tentang tujuan dan logistic setiap komponen program secara spesifik yang berkaitan dengan tugasnya sebagai tutor.
-          Pengetahuan tentang berbagai peran edukasional dan kemampuan menggunakannya secara tepat.
-          Pengetahuan tentang manfaat berbagai sumber belajar dan kegiatan pendidikan.
-          Pengetahuan tentang dasar metode evaluasi.
-          Pengetahuan tentang langkah – langkah yang diperlukan untuk mempromosikan student-centerd learning, problem-solving, dan critical thinking kepada para mahasiswa.
-          Pengetahuan tentang rasional dan teknik self-directed learning.
-          Pemahaman tentang mekanisme dinamika kelompok dan mekanisme peer feed back.


2.      Sifat – sifat pribadi
a.   Tutor harus dapat menunjukkan penerimaannya terhadap :
-     Pendekatan belajar berdasar masalah yang bersumber pada student-centerd learning merupakan metode yang efektif untuk mencari dan memperoleh informasi dan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara kritis.
-     Pendekatan self-directed learning, antara lain mahasiswa bertanggung jawab terhadap pendidikannya.
-     Tutorial dalam kelompok kecil sebagai suatu forum untuk mengintegrasikan, mengarahkan dan memperoleh umpan balik.

b.   Tutor  harus memenuhi tanggung jawabnya dengan cara :
-     Hadir dalam orientasi / pelatihan /lokakarya dan pertemuan tutor lainnya.
-     Menyiapkan agenda pribadi selama masa pelaksanaan tutorial.
-     Siap untuk menerima mahasiswa yang menginginkan pertemuan individual.
-     Membantu koordinator program dengan memastikan terlaksananya evaluasi mahasiswa, berkomunikasi dengan panittia pengembangan kurikulum, atau saran untuk perbaikan program.
-     Mengkoordinasi aktivitas evaluasi mahasiswa selama masa pelaksanaan tutorial.

3.      Keterampilan setiap tutor diharapkan memiliki keterampilan sebagai berikut :
a.   Keterampilan member fasilitas :
-     Mengajukan pertanyaan yang tidak mengarahkan, merangsang pertanyaan, bila perlu menantang mahasiswa dengan pertanyaan tertentu.
-     Mengarahkan tentang konsekuensi kesimpulan yang dibuat mahasiswa, tidak setuju terhadap pandangan mahasiswa, dan bila perlu member kata kunci.
-     Menunjukkan adanya informasi tambahan yang diperlukan.
-     Mengarahkan mahasiswa kepada sumber belajar yang diperlukan.
-     Mencegah terjadinya kuliah mini selama tutorial berlangsung.

b.   Keterampilan mengenalkan problem solving dan berpikir secara kritis kepada kelompok, dengan cara membantu mahasiswa :
-     Mencermati rentang fenomena, dari aspek yang terkecil sampai dengan yang terbesar, misalnya dari tingkat molecular sampai dengan komunitas.
-     Menilai atau mengkritisi bukti yang menguatkan hipotesis.
-     Menetapkan isu dan sintesis informasi.

c.   Keterampilan mengenalkan fungsi kelompok efesien, dengan cara :
-     Membantu kelompok untuk menyusun tujuan awal dan rencana tutorial yang mungkin perlu modifikasi di kemudian hari termasuk rencana kerja organisasi dan rencana evaluasi.
-     Mengerti masalah yang ada didalam tutorial dan membantu kelompok untuk mengenalnya secara tepat.
-     Membuat mahasiswa sadar terhadap keperluan pemantauan kemajuan kelompok.
-     Menjadi model untuk menunjukkan cara yang produktif dalam memberi umpan balik.

4.      Keterampilan mengenalkan belajar secara individual dengan cara :
-     Membantu mahasiswa untuk mengembangkan rencana studi, dengan mempertimbangkan tujuan mahasiswa dan program.
-     Membantu mahasiswa untuk memperbaiki metode studi termasuk pencarian sumber belajar yang sesuai.
                                                                  
5.      Keterampilan dalam evaluasi mahasiswa dan mengkoordinasi evaluasi mahasiswa :
-     Meninjau dan mengklarifikasi tujuan program bersama kelompok tutorial.
-     Membantu mahasiswa untuk menetapkan tujuan pribadi.
-     Membantu mahasiswa untuk memilih metode evaluasi diri yang sesuai.
-     Meninjau hasil pembelajaran dan memastikan bahwa para mahasiswa telah memperoleh umpan balik.
-     Menyiapkan laporan evaluasi terhadap kemajuan individual mahasiswa, termasuk komentar apakah mahasiswa telah atau belum menyelesaikan tujuan program.


 
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan kinerja tutor. Seorang tutor yang memiliki motivasi tinggi dalam menjalankan tugas sudah barang tentu akan menunjukkan kinerja yang tinggi pula. Demikian juga sebaliknya, tutor yang memiliki motivasi yang rendah maka kinerjanya dapat dipasikan juga rendah. Upaya meningkatkan motivasi dapat dilakukan dengan meningkatkan faktor financial incentive, faktor non financial, faktor social incentive, tanggung jawab dalam menyelesaikan masalah, dan daya tahan terhadap tekanan. Faktor financial incentive yang meliputi upah atau gaji yang pantas diterima tutor serta jaminan kesehatan dan jaminan hari tua.

Faktor non financial yang meliputi keadaan pekerjaan yang memuaskan pada tempat bekerja, sikap pimpinan terhadap karyawan. Faktor social incentive yang meliputi sikap dan tingkah laku anggota organisasi lain terhadap para tutor. Tanggung jawab dalam menyelesaikan masalah yaitu kesediaan tutor untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. Daya tahan terhadap tekanan yaitu kemampuan tutor dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi, agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya guna melangsungkan aktivitas/pekerjaan.

Untuk meningkatkan kinerja tutor dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan tutor dalam: (1) membantu, membimbing, melatih serta memotivasi warga belajar agar dapat membaca menulis dan berhitung, (2) membantu membuat bahan bacaan dalam bentuk bahasa ibu/daerah untuk memulai proses membaca, (3) membantu mencari bahan calistung dari kehidupan sehari-hari, (4) membantu menganalisa masalah dan potensi di desa, (5) membantu menulis bahan bacaan sendiri, (6) membantu menggunakan alat bantu berhitung modern, (7) membuat rencana pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan minat warga belajar, (8) menilai kemajuan belajar membantu mereka menulis laporan, (9) membantu menyiapkan, mengelola kegiatan belajar mandiri, (10) membantu menulis proposal/usulan untuk memperoleh dana belajar, dan (11) membantu memperoleh nara sumber dan dana dari instansi/lembaga lokal.




B.     DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1998. Buku Pedoman Tutor Keaksaraan Fungsional. Jakarta : Direktorat Pendidikan Masyarakat.

Dikmas. 1999. Pedoman Pelatihan Tutor Keaksaraan Fungsional. Jakarta: Direktorat Pendidikan Masyarakat.

Dixon, Joan. 1999. Evaluation of the Functional Literacy Field Tes 1997-1998, Action Report. Jakarta : Direktorat Dikmas.

Hasibuan, Melayu S.P. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta; CV. Haji mas Agung.

Irawan, Prasetya. 1997. Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar. Jakarta: Depdiknas.

King, Patricia. 1993. Performance Planning & Appraisal, A How-To Book for Manager. New York: McGraw-Hill Book Company.

Mc.Cleland. 1973. Memacu Masyarakat Berprestasi. Terjemahan oleh Siswo Suyan-to (1987). Jakarta: CV Intermedia.

McNergney, R.F. & Carrier, C.A. 1981. Teacher Development. New York: McMillan Publishing Company.

Nadler, L. 1982. Designing Training Programs: The Critical Event Model. Califor-nia: Addison-Wesley Publishing Company, Inc.